JARINGAN DASAR
Pada vertebrata terdapat beberapa jaringan dasar.
A.JARINGAN EPITEL
Jaringan epitel membatasi permukaan bebas di dalam tubuh dan menutupi
permukaan tubuh. Misalnya kulit, ditutupi oleh epitelium yang dikenal sebagai
epidermis; saluran pencernaan makanan berikut turunannya, lumennya dibatasi oleh
epitelium.
Jaingan ini dibangun oleh sel-sel yang sejenis, tersusun selapis atau berlapis-lapis
dengan adhesi yang kuat antar sel, sehingga membangun lembaran-lembaran sel. Epitel
mempunyai permukaan bebas atau apeks yang membatasi lumen atau lingkungan dan
permukaan yang bertumpu pada membran basal yang disebut permukaan basal.
Membran basal terdiri dari lamina basal yang amorf, yang berbatasan dengan epitelium
dan suatu lamina retikular yang terdiri dari serabut kolagen tipe IV. Pembuluh darah
tidak menembus membran basal. Epitel mendapat makanannya melalui proses difusi.
Hubungan antar sel di bagian apeks dilengkapi dengan struktur adhesif yang
disebut kompleks hubungan. Kompleks hubungan ini memisahkan lingkungan dalam
organisma dari lingkungan luar yang mungkin merusak, toksik dan dapat menyebabkan
infeksi. Juga menyebabkan hubungan yang kuat antar sel. Kompleks hubungan dapat
dijumpai sebagai:
Zonula occludens atau “tight junction” merupakan suatu sabuk yang mengelilingi
apeks sel epitel. Bagian ini dibangun oleh anyaman tanggul-tanggul yang beranastomose
yang membangun hambatan (barrier) bagi pergerakan molekul-molekul dari lumen ke
kompartemen lateral ekstrasel.
Zonula adherens atau “intermediate junction” terdapat tepat di bawah zonula
occludens, berfungsi sebagai struktur adhesif antar sel. Macula adherens atau
“desmosom” berfungsi mengikat sel. “Gap junction” atau nexus berfungsi melalukan ionion
dan molekul-molekul kecil antar sel epitel yang berbatasan.
Pada hewan terdapat 3 jenis sel epitel. Epitel selapis terdiri dari 1 lapisan sel dan
semua sel melekat pada lamina basal. Epitel berlapis banyak terdiri dari beberapa
lapisan sel. Sel basal melekat pada lamina basal dan sel yang terdapat di permukaan
apikal membatasi rongga. Epitel berlapis banyak palsu tampak seperti epitel berlapis
banyak karena inti sel epitel terletak pada ketinggian yang berbeda-beda, tetapi semua sel
melekat pada lamina basal.
Penamaan suatu epitel ditentukan oleh jumlah lapisan sel dan bentuk sel epitel
yang membatasi rongga atau lingkungan, misalnya: epitel selapis silindris, epitel berlapis
banyak pipih, epitel kolumner berlapis semu bersilia.
B.JARINGAN IKAT
Jaringan ikat terdiri dari berbagai jenis sel, serabut dan substansi dasar yang
amorf. Terdapat 2 jenis jaringan ikat utama yaitu: jaringan ikat kendur, seperti di
mesenterium dan lamina propria; jaringan ikat padat, ada yang teratur dan ada yang tak
teratur. Yang teratur misalnya urat dan ligament, yang tidak teratur misalnya dermis dan
periosteum atau perikondrium.
Sel jaringan ikat
Sel-sel jaringan ikat meliputi:
Fibroblast. Sel ini mempunyai juluran-juluran sitoplasma atau berbentuk
kumparan. Struktur halus fibroblast menggambarkan sel yang berperan dalam sekresi
protein ekstraseluler, yaitu mempunyai sitoplasma yang kaya akan retikulum endoplasmik
kasar, alat golgi dan mitokondria yang menyolok. Fibroblas dapat dijumpai pada semua
jenis jaringan ikat dan mempunyai fungsi mensintesa dan mensekresikan protein seperti
kolagen, elastin dan berbagai macam proteoglikan.
Makrofag. Sel ini bila sedang aktif mempunyai juluran-juluran yang diperlukan
untuk pergerakan. Makrofag kaya akan lisosom dan fagosom. Makrofag ini merupakan
komponen penting dari sistem imun, oleh karena itu banyak dijumpai di nodus limf,
limpa, dan sumsum tulang.
“Mast cells”. Sel ini mengandung butir-butir heparin yang bertindak sebagai
antikoagulan dan mengikat Ig E. Mast cell terlibat dalam reaksi-reaksi peradangan dan
alergi. Sel ini mudah dijumpai pada lamina propria sistem pernafasan dan sistem
pencernaan makanan.
Serabut jaringan ikat
Komponen serabut jaringan ikat terdiri atas:
Serabut kolagen. Bagian ini dengan EM memperlihatkan pita-pita melintang
gelap terang secara berurutan dengan periodesitas 67 nm. Serabut kolagen dibangun oleh
serabut-serabut yang lebih halus terdiri dari subunit tropokolagen.
tropokolagen, oleh karena itu terdapat 4 macam serabut kolagen yaitu kolagen tipe I,
terutama dapat dijumpai di tulang, urat, ligamen dermis, dan dentin gigi; kolagen tipe II,
terdapat di rawan; kolagen tipe III, terdapat berasosiasi dengan otot polos, saluran
pencernaan makanan dan uterus; kolagen tipe IV terdapat pada membran basal. Kolagen
merupakan protein yang paling luas penyebarannya.
Serabut elastin. Bagian ini dibangun oleh protein elastin dan bersifat sangat
elastis, oleh karena itu terdapat di wilayah-wilayah yang dapat meregang, mengembang,
dan mengendur kembali. Substansi dasar serabut elatin terdiri dari glikosaminoglikan.
kornea; hialuronik asid, terdapat di rawan, tali pusat, dan cairan bola mata; dermatan
sulfat, terdapat di kulit, pembuluh darah, katup jantung dan paru-paru; keratan sulfat
terdapat di kornea, rawan, dan nukleus pulposes; heparan sulfat dan heparin terdapat di
aorta, hati, paru-paru dan granula mast cells. Komponen protein serabut elastin disebut
proteoglikan.
Jaringan ikat dengan fungsi khusus
Jaringan ini meliputi jaringan lemak dan jaringan retikuler. Jaringan lemak
terutama dibangun oleh sel lemak, serabut kolagen, fibroblas, leukosit, makrofag, dan
kaya akan pembuluh darah. Jaringan lemak berfungsi sebagai penyimpan cadangan
makanan, bantal pelindung, dan berperan dalam termoregulasi.
Jaringan retikuler terdiri dari anyaman serabut-serabut retikulin yang argirofilik
dan sel retikuler yang mirip fibroblas. Sel retikuler ada yang fagositik dan berfungsi
sebagai penyaring. Jaringan retikuler dapat dijumpai di sekeliling pembuluh darah yang
kecil di hati, limpa, nodus limpa, dan sumsum tulang.
C. JARINGAN RAWAN
Fungsi jaringan rawan adalah sebagai jaringan penyokong yang lentur. Sama
seperti jaringan ikat, jaringan rawan terdiri dari kondrosit (sel rawan), serabut, dan
substansi dasar yang kaya akan proteoglikan dan glikoprotein. Substansi intersel yang
banyak jumlahnya disebut matriks rawan, sedangkan rongga-rongga tempat sel rawan
disebut lakuna. Rawan tidak mempunyai pembuluh darah dan saraf. Rawan memperoleh
makanan secara difusi dari kapiler dalam jaringan ikat di sekelilingnya
Rawan hialin. Jenis ini paling banyak dijumpai, terutama pada saluran
pernafasan (larink, trakhea, bronkus), ujung ventral rusuk, dan pada permukaan
persendian tulang. Dalam keadaan segar, rawan hialin berwarna kebiru-biruan dan
tembus cahaya atau hialin. Rawan ini diselaputi oleh jaringan ikat yang disebut
perikondrium. Bagian yang dekat pada rawan mengandung banyak kondroblas yang
berperan dalam pertumbuhan aposisi dari rawan. Rawan hialin tumbuh sebagai hasil
pembelahan kondrosit di bagian tengah rawan yang disebut tumbuh interstitial.
Kondroblas dan kondrosit dari rawan yang sedang tumbuh memperlihatkan nukleolus
yang jelas, sitoplasma yang basofilik dengan retikulum endoplasmik kasar yang banyak,
dan alat golgi yang menonjol. Komponen utama matriks yang amorf pada rawan hialin
adalah glikosaminoglikan, terdiri dari 2 golongan utama: asam hialuronat dan sejenis
proteoglikan. Komponen serabut dari matriksnya adalah serabut kolagen yang
membangun 40% dari berat kering rawan hialin.
Rawan elastin. Rawan ini dapat dijumpai di daun telinga dan epiglottis, yang
dalam keadaan segar berwarna kekuning-kuningan. Matriksnya selain mengandung
serabut kolagen, juga mengandung banyak sekali serabut elastin. Rawan elastin
mempunyai perikondrium.
Rawan serabut. Jenis ini dapat ditemukan di diskus intervertebralis, simfisis
pubis, dan pada perlekatan ligamen dengan tulang. Dibandingkan dengan dua jenis rawan
lainnya, rawan serabut relatif mempunyai matriks yang banyak sekali jumlahnya dan
mengandung banyak sekali serabut kolagen jenis I. Rawan ini tidak mempunyai
perikondrium.
D. JARINGAN TULANG
Jaringan tulang merupakan struktur penunjang utama tubuh. Jaringan tulang
berfungsi sebagai tempat perlekatan otot, dan bersama-sama otot membangun alat gerak
tubuh, melindungi organ-organ vital di tengkorak dan rongga dada, menyimpan kalsium
yang dapat dimobilisasi bila diperlukan oleh tubuh, dan merupakan tempat
berlangsungnya hematopoiesis.
Jaringan tulang dibangun oleh sel tulang (osteosit), serabut kolagen, dan substansi
dasar yang amorf dengan matriks yang termineralisasi. Di samping osteosit, pada
jaringan tulang dijumpai pula osteoblas yang berfungsi mensintesa komponen organik
matriks, dan osteoklas yang merupakan sel raksasa berinti banyak dengan fungsi sebagai
perombak tulang. Karena matriks tulang mengalami kalsifikasi, maka pertukaran
metabolit antara osteosit dan kapiler darah berlangsung melalui juluran-juluran osteosit
yang terdapat dalam kanal-kanal halus yang menembus matriks tulang. Kanal halus ini
disebut kanalikuli.
Matriks tulang terdiri dari keping-keping atau pelat-pelat matriks yang disebut
lamela tulang. Bahan anorganik merupakan sekitar 50% dari berat kering matriks tulang,
sementara dalam matriks tulang juga banyak terdapat kalsium dan fosfor. Selain itu
terdapat pula bikarbonat, sitrat, magnesium, kalsium, dan natrium. Kalsium dan fosfor
membentuk kristal hidroksiapatit Ca10(PO4)6(HO)2, panjang dengan ukuran 40X25X3
nm. Bahan organik yang terdapat pada matriks tulang terdiri dari serabut kolagen (95%)
dan substansi dasar yang amorf yang terdiri dari glikoprotein dan glikosaminoglikan,
seperti keratin sulfat, kondroitin sulfat, dan asam hialuronat.
Pada hewan terdapat 2 jenis tulang, yaitu tulang kompak dan tulang bunga karang
(tulang spongiosa). Tulang kompak diselaputi oleh jaringan ikat yang disebut periosteum
yang dekat matriks tulang dan bersifat lebih seluler dan vaskuler. Permukaan tulang yang
membatasi rongga sumsum dilapisi oleh endosteum yang lebih tipis daripada periosteum.
Periosteum maupun endosteum mempunyai kemampuan untuk membentuk tulang baru.
.
Struktur tulang kompak
Terdapat 2 jenis penulangan. Penulangan intramembran dan penulangan
endokondral. Penulangan intramembran terjadi langsung di dalam jaringan ikat
(mesenkim), seperti pada pembentukan tulang dermal tengkorak, yaitu tulang parietal,
frontal, dan sebagian oksipital. Penulangan endokondral merupakan penulangan yang
mengganti model rawan tulang tersebut. Misalnya penulangan yang membentuk tulang
femur atau humerus.
E. JARINGAN OTOT
Jaringan otot berfungsi untuk melakukan gerakan. Terdapat 3 jenis jaringan otot
berdasarkan sifat morfologi dan fungsinya, yaitu:
Otot polos. Otot ini tersebar luas pada sistem kardiovaskuler, pencernaan
makanan, urogenital, dan pernafasan. Otot polos berkontraksi lambat dan tidak di bawah
kemauan, sebagian besar berada di bawah pengawasan sistem saraf otonom. Jaringan
otot terdiri dari sel otot berbentuk kumparan panjang berukuran 30-200 μm. Otot polos
mengandung miofilamen aktin dan miosin, tetapi tidak teratur seperti pada otot rangka,
Otot rangka. Otot rangka dibangun oleh berkas-berkas serabut otot yang berinti
banyak dimana serabut otot tersebut menggambarkan garis-garis melintang sebagaimana
terdapat pada Gambar 6. Kontraksi otot rangka sangat cepat dan kuat di bawah kemauan/
kesadaran (voluntary). Serabut otot rangka dibangun sebagai hasil fusi mioblas yang
membentuk sinsitium. Serabut otot rangka berinti banyak dan terletak di bagian tepi
serabut otot. Serabut otot rangka terdiri dari miofibril-miofibril. Miofibril dibangun oleh
berkas-berkas filamen aktin dan miosin dengan susunan yang teratur. Serabut otot ini
diselaputi oleh jaringan ikat kendur yang terdiri dari fibroblas dan serabut kolagen yang
disebut endomisium.
Serabut otot rangka membentuk berkas serabut otot yang disebut fasikulum otot
dan diselaputi oleh jaringan ikat yang disebut perimisium. Sejumlah fasikulum otot
membangun otot rangka, misalnya otot bisep, yang diselaputi oleh jaringan ikat yang
disebut epimisium.
Membran plasma serabut otot disebut sarkolema dan retikulum endoplasmiknya
disebut retikulum sarkoplasmik. Miofibril terdiri dari subunit struktural yang disebut
sarkomer dan merupakan unit kontraksi otot. Di dalam sarkomer dapat dijumpai susunan
yang teratur dari filamen-filamen tebal (miosin) dan filamen-filamen tipis (aktin).
Sarkomer memperlihatkan gambaran pola pita gelap dan terang. Pita utama adalah yang
gelap disebut pita A, sedangkan yang terang disebut pita I. Pita A ditempati oleh filamen
tebal secara utuh dan oleh sebagian filamen tipis, sedang pita I hanya berisikan filamen
tipis. Filamen-filamen tersebut tersusun sejajar menurut kepanjangan sarkomer. Filamen
tipis satu ujungnya melekat kepada garis Z. Di tengah-tengah pita A terdapat pita H yang
hanya berisikan bagian dari filamen tebal. Bila otot mengkerut, maka filamen-filamen
tersebut akan “sliding past one another”.
Retikulum sarkoplasmik adalah modifikasi dari retikulum endoplasmik,
merupakan bagian integral dari mekanisme yang mengatur konsentrasi kalsium di
sekeliling miofibril. Retikulum sarkoplasmik merupakan anyaman yang beranastomose
dari sistern yang saling berhubungan langsung dengan sistern terminal. Retikulum
sarkoplasmik terdapat mengelilingi berkas-berkas miofibril.
Di samping retikulum sarkoplasmik, terdapat pula sistem tubulus transversal.
Sistem ini merupakan invaginasi seperti jari dari sarkolema pada ketinggian pertemuan
pita I dengan pita A dalam suatu sarkomer, untuk selanjutnya membentuk sistem tubulus
yang bercabang-cabang dan beranastomose. Dengan demikian satu sarkomer dilayani
oleh dua sistem tubulus (T tubult). Satu tubulus T akan berhubungan dengan 2 sisterna
terminal membangun suatu triad.
Otot jantung. Sel otot jantung berbentuk serabut yang bercabang dan
beranastomose membentuk anyaman yang rapat. Selnya mempunyai satu inti dalam satu
serabut otot jantung. Seperti halnya serabut otot rangka, serabut otot jantung juga
memperlihatkan gambaran seran-lintang. Pertemuan antara cabang-cabang serabut otot
jantung membangun suatu hubungan yang kompleks, disebut keping interkalar. Pada
serabut otot ini terdapat tiga jenis hubungan utama: fasia adherens (desmosom) dan gap
junction. Mengandung banyak mitokondria dan endomisiumnya kaya akan pembuluh
darah. Otot jantung, seperti halnya otot rangka mempunyai sel-sel yang panjang seperti
serabut memperlihatkan garis-garis melintang. Pada tempat pertemuan sel jantung
dijumpai keping interkalar, suatu struktur yang khas bagi otot jantung. Otot jantung
berontraksi kuat, berirama, dan tidak di bawah kemauan (involuntary).
JARINGAN SARAF
Elemen seluler dasar dari sistem saraf adalah sel saraf (neuron) dengan struktur
yang sangat bervariasi. Fungsi jaringan saraf adalah menghantar impuls saraf. Selain itu
terdapat pula beberapa jenis sel glia (neuroglia) yang berfungsi menyokong dan
melindungi neuron dan juga memberi nutrisi.
Tiga tipe neuron: neuron sensoris, neuron motoris, neuron asosiasi
Sel saraf. Sel saraf merupakan saluran anatomis dan fungsional yang terdiri dari
badan sel (perikaryon) dan juluran-juluran sel yang disebut akson dan dendrit. Akson
biasanya tunggal, sedang dendrit banyak jumlahnya. Dendrit berfungsi menerima impuls
dan menghantarkannya ke badan sel, sedang akson berfungsi menghantar impuls dari
badan sel ke sel lain (sel saraf, otot, dan kelenjar). Bagian distal akson biasanya
bercabang-cabang membentuk pohon akhir (terminal arboration).
Badan neuron. Badan neuron mengandung nukleus dan sitoplasma. Pada badan
neuron juga terdapat RE kasar, ribosom bebas, mitokondria yang sangat banyak
jumlahnya, alat golgi, neurofilamen, dan mikrotubul. RE kasar dan ribosom bebas dapat
membentuk kelompok-kelompok yang terwarna kuat oleh pewarna basa, yang dengan
perantaraan mikroskop cahaya disebut badan Nissl. Dendrit tidak mengandung alat golgi,
mengandung RE kasar, ribosom, badan Nissl, mitokondria, neurofilamen, dan mikrotubul
yang lebih banyak ditemukan daripada di akson.
Akson. Akson diawali oleh suatu bagian berbentuk piramid yang disebut axon
hillock. RE kasar dan ribosom yang ditemukan di badan sel dan dendrit, tidak terdapat
dalam akson Hillock. Mikrotubul terdapat dalam berkas-berkas. Aksoplasma (sitoplasma
akson) terutama mengandung mitokondria, neurofilamen, dan mikrotubul. Akson
Struktur dan Perkembangan Hewan 14
diselaputi oleh mielin. Di dalam sistem saraf pusat, mielin dihasilkan oleh
oligodendrosit, sedang di sistem saraf periferi dihasilkan oleh sel Schwann.
Sinapsis.
Sinapsis merupakan tempat interaksi secara anatomis dan fungsional
antara neuron. Tidak terdapat kesinambungan sitoplasmik antara neuron pada sinapsis,
tetapi terdapat segregasi neuron oleh neurolemma. Ujung akson menggelembung, disebut
boutons, bagian ini kaya akan mitokondria dan vesikula sinaptik yang berdiameter 40-65
nm. Di antara membran presinapsis dan post sinapsis terdapat celah selebar 20 nm yang
disebut celah sinapsis. Vesikula sinaptik mengandung substansi yang disebut
neurotransmitter yang bertanggungjawab terhadap penghantaran impuls saraf melintasi
celah sinapsis.