Rabu, 07 Oktober 2009

Jaringan Dasar

JARINGAN DASAR

Pada vertebrata terdapat beberapa jaringan dasar.

A.JARINGAN EPITEL

Jaringan epitel membatasi permukaan bebas di dalam tubuh dan menutupi

permukaan tubuh. Misalnya kulit, ditutupi oleh epitelium yang dikenal sebagai

epidermis; saluran pencernaan makanan berikut turunannya, lumennya dibatasi oleh

epitelium.

Jaingan ini dibangun oleh sel-sel yang sejenis, tersusun selapis atau berlapis-lapis

dengan adhesi yang kuat antar sel, sehingga membangun lembaran-lembaran sel. Epitel

mempunyai permukaan bebas atau apeks yang membatasi lumen atau lingkungan dan

permukaan yang bertumpu pada membran basal yang disebut permukaan basal.

Membran basal terdiri dari lamina basal yang amorf, yang berbatasan dengan epitelium

dan suatu lamina retikular yang terdiri dari serabut kolagen tipe IV. Pembuluh darah

tidak menembus membran basal. Epitel mendapat makanannya melalui proses difusi.

Hubungan antar sel di bagian apeks dilengkapi dengan struktur adhesif yang

disebut kompleks hubungan. Kompleks hubungan ini memisahkan lingkungan dalam

organisma dari lingkungan luar yang mungkin merusak, toksik dan dapat menyebabkan

infeksi. Juga menyebabkan hubungan yang kuat antar sel. Kompleks hubungan dapat

dijumpai sebagai:

Zonula occludens atau “tight junction” merupakan suatu sabuk yang mengelilingi

apeks sel epitel. Bagian ini dibangun oleh anyaman tanggul-tanggul yang beranastomose

yang membangun hambatan (barrier) bagi pergerakan molekul-molekul dari lumen ke

kompartemen lateral ekstrasel.

Zonula adherens atau “intermediate junction” terdapat tepat di bawah zonula

occludens, berfungsi sebagai struktur adhesif antar sel. Macula adherens atau

desmosom” berfungsi mengikat sel. “Gap junction” atau nexus berfungsi melalukan ionion

dan molekul-molekul kecil antar sel epitel yang berbatasan.

Pada hewan terdapat 3 jenis sel epitel. Epitel selapis terdiri dari 1 lapisan sel dan

semua sel melekat pada lamina basal. Epitel berlapis banyak terdiri dari beberapa

lapisan sel. Sel basal melekat pada lamina basal dan sel yang terdapat di permukaan

apikal membatasi rongga. Epitel berlapis banyak palsu tampak seperti epitel berlapis

banyak karena inti sel epitel terletak pada ketinggian yang berbeda-beda, tetapi semua sel

melekat pada lamina basal.

Penamaan suatu epitel ditentukan oleh jumlah lapisan sel dan bentuk sel epitel

yang membatasi rongga atau lingkungan, misalnya: epitel selapis silindris, epitel berlapis

banyak pipih, epitel kolumner berlapis semu bersilia.

B.JARINGAN IKAT

Jaringan ikat terdiri dari berbagai jenis sel, serabut dan substansi dasar yang

amorf. Terdapat 2 jenis jaringan ikat utama yaitu: jaringan ikat kendur, seperti di

mesenterium dan lamina propria; jaringan ikat padat, ada yang teratur dan ada yang tak

teratur. Yang teratur misalnya urat dan ligament, yang tidak teratur misalnya dermis dan

periosteum atau perikondrium.

Sel jaringan ikat

Sel-sel jaringan ikat meliputi:

Fibroblast. Sel ini mempunyai juluran-juluran sitoplasma atau berbentuk

kumparan. Struktur halus fibroblast menggambarkan sel yang berperan dalam sekresi

protein ekstraseluler, yaitu mempunyai sitoplasma yang kaya akan retikulum endoplasmik

kasar, alat golgi dan mitokondria yang menyolok. Fibroblas dapat dijumpai pada semua

jenis jaringan ikat dan mempunyai fungsi mensintesa dan mensekresikan protein seperti

kolagen, elastin dan berbagai macam proteoglikan.

Makrofag. Sel ini bila sedang aktif mempunyai juluran-juluran yang diperlukan

untuk pergerakan. Makrofag kaya akan lisosom dan fagosom. Makrofag ini merupakan

komponen penting dari sistem imun, oleh karena itu banyak dijumpai di nodus limf,

limpa, dan sumsum tulang.

Mast cells”. Sel ini mengandung butir-butir heparin yang bertindak sebagai

antikoagulan dan mengikat Ig E. Mast cell terlibat dalam reaksi-reaksi peradangan dan

alergi. Sel ini mudah dijumpai pada lamina propria sistem pernafasan dan sistem

pencernaan makanan.

Serabut jaringan ikat

Komponen serabut jaringan ikat terdiri atas:

Serabut kolagen. Bagian ini dengan EM memperlihatkan pita-pita melintang

gelap terang secara berurutan dengan periodesitas 67 nm. Serabut kolagen dibangun oleh

serabut-serabut yang lebih halus terdiri dari subunit tropokolagen. Ada 4 jenis

tropokolagen, oleh karena itu terdapat 4 macam serabut kolagen yaitu kolagen tipe I,

terutama dapat dijumpai di tulang, urat, ligamen dermis, dan dentin gigi; kolagen tipe II,

terdapat di rawan; kolagen tipe III, terdapat berasosiasi dengan otot polos, saluran

pencernaan makanan dan uterus; kolagen tipe IV terdapat pada membran basal. Kolagen

merupakan protein yang paling luas penyebarannya.

Serabut elastin. Bagian ini dibangun oleh protein elastin dan bersifat sangat

elastis, oleh karena itu terdapat di wilayah-wilayah yang dapat meregang, mengembang,

dan mengendur kembali. Substansi dasar serabut elatin terdiri dari glikosaminoglikan.

Ada 5 kelas serabut elastin yaitu: kondroitin sulfat, terdapat di rawan, tulang, kulit, dan

kornea; hialuronik asid, terdapat di rawan, tali pusat, dan cairan bola mata; dermatan

sulfat, terdapat di kulit, pembuluh darah, katup jantung dan paru-paru; keratan sulfat

terdapat di kornea, rawan, dan nukleus pulposes; heparan sulfat dan heparin terdapat di

aorta, hati, paru-paru dan granula mast cells. Komponen protein serabut elastin disebut

proteoglikan.

Jaringan ikat dengan fungsi khusus

Jaringan ini meliputi jaringan lemak dan jaringan retikuler. Jaringan lemak

terutama dibangun oleh sel lemak, serabut kolagen, fibroblas, leukosit, makrofag, dan

kaya akan pembuluh darah. Jaringan lemak berfungsi sebagai penyimpan cadangan

makanan, bantal pelindung, dan berperan dalam termoregulasi.

Jaringan retikuler terdiri dari anyaman serabut-serabut retikulin yang argirofilik

dan sel retikuler yang mirip fibroblas. Sel retikuler ada yang fagositik dan berfungsi

sebagai penyaring. Jaringan retikuler dapat dijumpai di sekeliling pembuluh darah yang

kecil di hati, limpa, nodus limpa, dan sumsum tulang.

C. JARINGAN RAWAN

Fungsi jaringan rawan adalah sebagai jaringan penyokong yang lentur. Sama

seperti jaringan ikat, jaringan rawan terdiri dari kondrosit (sel rawan), serabut, dan

substansi dasar yang kaya akan proteoglikan dan glikoprotein. Substansi intersel yang

banyak jumlahnya disebut matriks rawan, sedangkan rongga-rongga tempat sel rawan

disebut lakuna. Rawan tidak mempunyai pembuluh darah dan saraf. Rawan memperoleh

makanan secara difusi dari kapiler dalam jaringan ikat di sekelilingnya

Ada 3 jenis rawan yaitu: rawan hialin, rawan elastin, dan rawan serabut.

Rawan hialin. Jenis ini paling banyak dijumpai, terutama pada saluran

pernafasan (larink, trakhea, bronkus), ujung ventral rusuk, dan pada permukaan

persendian tulang. Dalam keadaan segar, rawan hialin berwarna kebiru-biruan dan

tembus cahaya atau hialin. Rawan ini diselaputi oleh jaringan ikat yang disebut

perikondrium. Bagian yang dekat pada rawan mengandung banyak kondroblas yang

berperan dalam pertumbuhan aposisi dari rawan. Rawan hialin tumbuh sebagai hasil

pembelahan kondrosit di bagian tengah rawan yang disebut tumbuh interstitial.

Kondroblas dan kondrosit dari rawan yang sedang tumbuh memperlihatkan nukleolus

yang jelas, sitoplasma yang basofilik dengan retikulum endoplasmik kasar yang banyak,

dan alat golgi yang menonjol. Komponen utama matriks yang amorf pada rawan hialin

adalah glikosaminoglikan, terdiri dari 2 golongan utama: asam hialuronat dan sejenis

proteoglikan. Komponen serabut dari matriksnya adalah serabut kolagen yang

membangun 40% dari berat kering rawan hialin.

Rawan elastin. Rawan ini dapat dijumpai di daun telinga dan epiglottis, yang

dalam keadaan segar berwarna kekuning-kuningan. Matriksnya selain mengandung

serabut kolagen, juga mengandung banyak sekali serabut elastin. Rawan elastin

mempunyai perikondrium.

Rawan serabut. Jenis ini dapat ditemukan di diskus intervertebralis, simfisis

pubis, dan pada perlekatan ligamen dengan tulang. Dibandingkan dengan dua jenis rawan

lainnya, rawan serabut relatif mempunyai matriks yang banyak sekali jumlahnya dan

mengandung banyak sekali serabut kolagen jenis I. Rawan ini tidak mempunyai

perikondrium.

D. JARINGAN TULANG

Jaringan tulang merupakan struktur penunjang utama tubuh. Jaringan tulang

berfungsi sebagai tempat perlekatan otot, dan bersama-sama otot membangun alat gerak

tubuh, melindungi organ-organ vital di tengkorak dan rongga dada, menyimpan kalsium

yang dapat dimobilisasi bila diperlukan oleh tubuh, dan merupakan tempat

berlangsungnya hematopoiesis.

Jaringan tulang dibangun oleh sel tulang (osteosit), serabut kolagen, dan substansi

dasar yang amorf dengan matriks yang termineralisasi. Di samping osteosit, pada

jaringan tulang dijumpai pula osteoblas yang berfungsi mensintesa komponen organik

matriks, dan osteoklas yang merupakan sel raksasa berinti banyak dengan fungsi sebagai

perombak tulang. Karena matriks tulang mengalami kalsifikasi, maka pertukaran

metabolit antara osteosit dan kapiler darah berlangsung melalui juluran-juluran osteosit

yang terdapat dalam kanal-kanal halus yang menembus matriks tulang. Kanal halus ini

disebut kanalikuli.

Matriks tulang terdiri dari keping-keping atau pelat-pelat matriks yang disebut

lamela tulang. Bahan anorganik merupakan sekitar 50% dari berat kering matriks tulang,

sementara dalam matriks tulang juga banyak terdapat kalsium dan fosfor. Selain itu

terdapat pula bikarbonat, sitrat, magnesium, kalsium, dan natrium. Kalsium dan fosfor

membentuk kristal hidroksiapatit Ca10(PO4)6(HO)2, panjang dengan ukuran 40X25X3

nm. Bahan organik yang terdapat pada matriks tulang terdiri dari serabut kolagen (95%)

dan substansi dasar yang amorf yang terdiri dari glikoprotein dan glikosaminoglikan,

seperti keratin sulfat, kondroitin sulfat, dan asam hialuronat.

Pada hewan terdapat 2 jenis tulang, yaitu tulang kompak dan tulang bunga karang

(tulang spongiosa). Tulang kompak diselaputi oleh jaringan ikat yang disebut periosteum

yang dekat matriks tulang dan bersifat lebih seluler dan vaskuler. Permukaan tulang yang

membatasi rongga sumsum dilapisi oleh endosteum yang lebih tipis daripada periosteum.

Periosteum maupun endosteum mempunyai kemampuan untuk membentuk tulang baru.

.

Struktur tulang kompak

Terdapat 2 jenis penulangan. Penulangan intramembran dan penulangan

endokondral. Penulangan intramembran terjadi langsung di dalam jaringan ikat

(mesenkim), seperti pada pembentukan tulang dermal tengkorak, yaitu tulang parietal,

frontal, dan sebagian oksipital. Penulangan endokondral merupakan penulangan yang

mengganti model rawan tulang tersebut. Misalnya penulangan yang membentuk tulang

femur atau humerus.

E. JARINGAN OTOT

Jaringan otot berfungsi untuk melakukan gerakan. Terdapat 3 jenis jaringan otot

berdasarkan sifat morfologi dan fungsinya, yaitu:

Otot polos. Otot ini tersebar luas pada sistem kardiovaskuler, pencernaan

makanan, urogenital, dan pernafasan. Otot polos berkontraksi lambat dan tidak di bawah

kemauan, sebagian besar berada di bawah pengawasan sistem saraf otonom. Jaringan

otot terdiri dari sel otot berbentuk kumparan panjang berukuran 30-200 μm. Otot polos

mengandung miofilamen aktin dan miosin, tetapi tidak teratur seperti pada otot rangka,

Otot rangka. Otot rangka dibangun oleh berkas-berkas serabut otot yang berinti

banyak dimana serabut otot tersebut menggambarkan garis-garis melintang sebagaimana

terdapat pada Gambar 6. Kontraksi otot rangka sangat cepat dan kuat di bawah kemauan/

kesadaran (voluntary). Serabut otot rangka dibangun sebagai hasil fusi mioblas yang

membentuk sinsitium. Serabut otot rangka berinti banyak dan terletak di bagian tepi

serabut otot. Serabut otot rangka terdiri dari miofibril-miofibril. Miofibril dibangun oleh

berkas-berkas filamen aktin dan miosin dengan susunan yang teratur. Serabut otot ini

diselaputi oleh jaringan ikat kendur yang terdiri dari fibroblas dan serabut kolagen yang

disebut endomisium.

Serabut otot rangka membentuk berkas serabut otot yang disebut fasikulum otot

dan diselaputi oleh jaringan ikat yang disebut perimisium. Sejumlah fasikulum otot

membangun otot rangka, misalnya otot bisep, yang diselaputi oleh jaringan ikat yang

disebut epimisium.

Membran plasma serabut otot disebut sarkolema dan retikulum endoplasmiknya

disebut retikulum sarkoplasmik. Miofibril terdiri dari subunit struktural yang disebut

sarkomer dan merupakan unit kontraksi otot. Di dalam sarkomer dapat dijumpai susunan

yang teratur dari filamen-filamen tebal (miosin) dan filamen-filamen tipis (aktin).

Sarkomer memperlihatkan gambaran pola pita gelap dan terang. Pita utama adalah yang

gelap disebut pita A, sedangkan yang terang disebut pita I. Pita A ditempati oleh filamen

tebal secara utuh dan oleh sebagian filamen tipis, sedang pita I hanya berisikan filamen

tipis. Filamen-filamen tersebut tersusun sejajar menurut kepanjangan sarkomer. Filamen

tipis satu ujungnya melekat kepada garis Z. Di tengah-tengah pita A terdapat pita H yang

hanya berisikan bagian dari filamen tebal. Bila otot mengkerut, maka filamen-filamen

tersebut akan “sliding past one another”.

Retikulum sarkoplasmik adalah modifikasi dari retikulum endoplasmik,

merupakan bagian integral dari mekanisme yang mengatur konsentrasi kalsium di

sekeliling miofibril. Retikulum sarkoplasmik merupakan anyaman yang beranastomose

dari sistern yang saling berhubungan langsung dengan sistern terminal. Retikulum

sarkoplasmik terdapat mengelilingi berkas-berkas miofibril.

Di samping retikulum sarkoplasmik, terdapat pula sistem tubulus transversal.

Sistem ini merupakan invaginasi seperti jari dari sarkolema pada ketinggian pertemuan

pita I dengan pita A dalam suatu sarkomer, untuk selanjutnya membentuk sistem tubulus

yang bercabang-cabang dan beranastomose. Dengan demikian satu sarkomer dilayani

oleh dua sistem tubulus (T tubult). Satu tubulus T akan berhubungan dengan 2 sisterna

terminal membangun suatu triad.

Otot jantung. Sel otot jantung berbentuk serabut yang bercabang dan

beranastomose membentuk anyaman yang rapat. Selnya mempunyai satu inti dalam satu

serabut otot jantung. Seperti halnya serabut otot rangka, serabut otot jantung juga

memperlihatkan gambaran seran-lintang. Pertemuan antara cabang-cabang serabut otot

jantung membangun suatu hubungan yang kompleks, disebut keping interkalar. Pada

serabut otot ini terdapat tiga jenis hubungan utama: fasia adherens (desmosom) dan gap

junction. Mengandung banyak mitokondria dan endomisiumnya kaya akan pembuluh

darah. Otot jantung, seperti halnya otot rangka mempunyai sel-sel yang panjang seperti

serabut memperlihatkan garis-garis melintang. Pada tempat pertemuan sel jantung

dijumpai keping interkalar, suatu struktur yang khas bagi otot jantung. Otot jantung

berontraksi kuat, berirama, dan tidak di bawah kemauan (involuntary).

JARINGAN SARAF

Elemen seluler dasar dari sistem saraf adalah sel saraf (neuron) dengan struktur

yang sangat bervariasi. Fungsi jaringan saraf adalah menghantar impuls saraf. Selain itu

terdapat pula beberapa jenis sel glia (neuroglia) yang berfungsi menyokong dan

melindungi neuron dan juga memberi nutrisi.

Ada tiga tipe neuron yaitu neuron sensoris, neuron motoris, dan neuron asosiasi

Tiga tipe neuron: neuron sensoris, neuron motoris, neuron asosiasi

Sel saraf. Sel saraf merupakan saluran anatomis dan fungsional yang terdiri dari

badan sel (perikaryon) dan juluran-juluran sel yang disebut akson dan dendrit. Akson

biasanya tunggal, sedang dendrit banyak jumlahnya. Dendrit berfungsi menerima impuls

dan menghantarkannya ke badan sel, sedang akson berfungsi menghantar impuls dari

badan sel ke sel lain (sel saraf, otot, dan kelenjar). Bagian distal akson biasanya

bercabang-cabang membentuk pohon akhir (terminal arboration).

Badan neuron. Badan neuron mengandung nukleus dan sitoplasma. Pada badan

neuron juga terdapat RE kasar, ribosom bebas, mitokondria yang sangat banyak

jumlahnya, alat golgi, neurofilamen, dan mikrotubul. RE kasar dan ribosom bebas dapat

membentuk kelompok-kelompok yang terwarna kuat oleh pewarna basa, yang dengan

perantaraan mikroskop cahaya disebut badan Nissl. Dendrit tidak mengandung alat golgi,

mengandung RE kasar, ribosom, badan Nissl, mitokondria, neurofilamen, dan mikrotubul

yang lebih banyak ditemukan daripada di akson.

Akson. Akson diawali oleh suatu bagian berbentuk piramid yang disebut axon

hillock. RE kasar dan ribosom yang ditemukan di badan sel dan dendrit, tidak terdapat

dalam akson Hillock. Mikrotubul terdapat dalam berkas-berkas. Aksoplasma (sitoplasma

akson) terutama mengandung mitokondria, neurofilamen, dan mikrotubul. Akson

Struktur dan Perkembangan Hewan 14

diselaputi oleh mielin. Di dalam sistem saraf pusat, mielin dihasilkan oleh

oligodendrosit, sedang di sistem saraf periferi dihasilkan oleh sel Schwann.

Sinapsis.

Sinapsis merupakan tempat interaksi secara anatomis dan fungsional

antara neuron. Tidak terdapat kesinambungan sitoplasmik antara neuron pada sinapsis,

tetapi terdapat segregasi neuron oleh neurolemma. Ujung akson menggelembung, disebut

boutons, bagian ini kaya akan mitokondria dan vesikula sinaptik yang berdiameter 40-65

nm. Di antara membran presinapsis dan post sinapsis terdapat celah selebar 20 nm yang

disebut celah sinapsis. Vesikula sinaptik mengandung substansi yang disebut

neurotransmitter yang bertanggungjawab terhadap penghantaran impuls saraf melintasi

celah sinapsis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar